Minggu, 19 Juni 2016

Rajuknya Pada Tuannya

Sajakku hilang 'tika jari-jari ini hengkang
Keangkuhan membuat pena ini tak lagi ingin lekat
"Engkau berang?" Tanyaku padanya
Hening tanda iya pungkasku

Kebengahan sang tuan menbawa hampanya sendiri
Ibarat kidung tak meniatkan diri menurutkan nada
Petir melawan kodratnya menemani sang mendung
Serta matahari yang lebih memilih bersinar saat malam
Hilang jauharku kini

Kecewa iya jawabnya
Ketika sang tuan enggan lagi memelukkan jemarinya
Aku malu
Malu aku akan kebungkamanmu
Tapi, rajuk itu yang memang aku mahui
Kemarahannya seakan isyarat buatku untuk memeluknya lagi




Tidak ada komentar:

Posting Komentar